TUGAS
PSIKODIAGNOSTIKA
DISUSUN
OLEH:
TRIA
SEPTIYANI 14081036
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2014/2015
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah
SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah mata kuliah
Psikodiagnostika tentang “hubungan intelegensi terhadap motivasi belajar
mahasiswa”.
Penulis selalu berterima kasih kepada dosen pengampu Yang
telah susah payah memberikan materi-materi yang sangat bermanfaat sehingga
menjadikan bertambahnya ilmu. Dan saya sangat berharap makalah ini dapat
berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai intelegensi.
Oleh karena itu penulis selalu memohon kritik serta saran
kepada semua pihak demi memperbaiki dan meningkatkan kualitas dari karya tulis
penulis. Penulis berharap semoga karya tulis ini bermanfaat bagi pembaca.
Yogyakarta,
15 april 2016
BAB 1
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Intelegensi merupakan salah
satu konsep yang dipelajari dalam psikologi. Sebagian orang berpendapat bahwa
intelegensi merupakan hal yang sangat penting dalam berbagai aspek kehidupan.
Intelegensi erat kaitannya dengan kehidupan manusia. Banyak problem – problem
manusia yang berhubungan dengan intelegensi. Diantaranya hubungan terhadap
pendidikan yaitu motivasi belajar mahasiswa
Sedangkan Motivasi
adalah suatu dorongan terhadap diri kita agar kita melakukan sesuatu hal.
Dorongan yang kita dapat itu bisa bersumber dari mana saja, entah itu dari diri
kita sendiri atu pun dari hal atau orang lain. Dorongan yang kita sebut
motivasi itu juga yang menjadi suatu sumber tenaga dalam kita mengerjakan suatu
hal agar kita mencapai suatu tujuan yang kita inginkan.
B. Rumusan
Masalah
- Apa definisi intelegensi dan motivasi?
- Apa saja factor yang mempengaruhi intelegensi ?
- apa kaitannya intelegensi dengan motivasi?
C.Tujuan Penulisan
1. untuk menambah wawasan para pembaca, khususnya para mahasiswa jurusan
psikologi.
2.Untuk mengetahui definisi intelegensi dan motivasi.
3.Untuk memahami factor yang mempengaruhi intelegensi.
4. Hubungan antara intelegensi
dengan motivasi belajar.
BAB
II
PEMBAHASAN
- Definisi intelegensi
Beberapa ahli Psikologi yang mendefinisikan mengenai intelegensi, diantaranya:
A. David Wechster (1986).
Definisinya mengenai intelegensi mula-mula sebagai kapasitas untuk mengerti
ungkapan dan kemauan akal budi untuk mengatasi tantangan-tantangannya. Namun di
lain kesempatan ia mengatakan bahwa intelegensi adalah kemampuan untuk
bertindak secara terarah, berfikir secara rasional dan menghadapi lingkungannya
secara efektif.
B. William Stern mengemukakan batasan
sebagai berikut:
Intelegensi ialah kesanggupan
untuk menyesuaikan diri kepada kebutuhan baru, dengan menggunakan alat-alat
berfikir yang sesuai dengan tujuannya. William Stern berpendapat bahwa
intelegensi sebagian besar tergantung dengan dasar dan turunan, sedangkan
pendidikan atau lingkungan tidak begitu berpengaruh kepada intelegensi
seseorang.
C. Claparde dan Stern mengatakan
bahwa intelegensi adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri secara mental terhadap
situasi atau kondisi baru.
Menurut pendapat saya Intelegensi ialah kesanggupan untuk menyesuaikan
diri kepada kebutuhan baru, dengan menggunakan alat-alat berfikir yang sesuai dengan
tujuannya.Intelegensi sebagian besar tergantung dengan dasar dan turunan
(bawaan seseorang).
Inteligensi
meliputi kemampuan verbal, pemikiran lancar, pengetahuan, perencanaan,
perumusan masalah, penyusunan strategi, representasi mental, ketrampilan
pengambilan keputusan, keseimbangan serta integrasi intelektual secara umum.
- Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Intelegensi
A. Faktor pembawaan
Faktor pembawaan merupakan faktor pertama yang
berperan di dalam intelegensi. Faktor ini ditentukan oleh sifat yang dibawa
sejak lahir. Batas kesanggupan atau kecakapan seseorang dalam memecahkan
masalah, antara lain ditentukan oleh faktor bawaan. Oleh karena itu, di dalam
satu kelas terdapat mahasiswa yang tidak aktif, agakaktif, dansangat aktif,
meskipun mereka menerima pembelajaran yang sama.
B. Faktor minat dan pembawaan yang khas
Faktor minat ini mengarahkan perbuatan kepada suatu
tujuan dan merupakan dorongan bagi perbuatan itu. Dalam diri manusia terdapat
dorongan atau motif yang mendorong manusia untuk berinteraksi dengan dunia
luas, sehingga apa yang diminati oleh manusia dapat memberikan dorongan untuk
berbuat lebih giat dan lebih baik.
C. Faktor pembentukan
Pembentukan adalah segala keadaan di luar diri
seseorang yang mempengaruhi perkembangan intelegensi. Di sini dapat dibedakan
antara pembentukan sengaja, seperti yang dilakukan di sekolah dan pembentukan
yang tidak disengaja, misalnya pengaruh alam disekitarnya.
D.
Faktor kematangan
Di mana tiap organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan
dan perkembangan. Setiap organ manusia baik fisik maupun psikis, dapat
dikatakan telah matang, jika ia telah tumbuh atau berkembang hingga mencapai
kesanggupan menjalankan fungsinya masing-masing.
E. Faktor kebebasan
Faktor kebebasan artinya manusia dapat memilih
metode tertentu dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Di samping kebebasan
memilih metode, juga bebas dalam memilih masalah yang sesuai dengan
kebutuhannya.
- Konsep Motivasi
A. Definisi
Menurut Uno (2007), motivasi
dapat diartikan sebagai dorongan internal dan
eksternal dalam diri seseorang yang diindikasikan dengan adanya; hasrat dan
minat; dorongan dan kebutuhan; harapan dan cita-cita; penghargaan dan
penghormatan
Menurut Heidjrachman dan Suad Husnan adalah:Motivasi merupakan proses
untuk mencoba mempengaruhi seseorangagar mau melakukan sesuatu yang diinginkan.Dari defenisi di atas dapat ditarik
kesimpulan bahwa pada dasarnya defenisi diatas mempunyai pengertian yang sama,
yaitu semuanya mengandung unsur dorongan dan keinginan.
Motivasi
menjadi suatu kekuatan, tenaga atau daya, atau suatu keadaan yang kompleks dan
kesiapsediaan dalam diri individu untuk bergerak ke arah tujuan tertentu, baik
disadari maupun tidak disadari (Makmun, 2003). Misalnya, dalam kegiatan
belajar, motivasi merupakan daya penggerak yang menjamin terjadinya
kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar
sehingga tujuan yang diinginkan dapat terpenuhi. Dengan demikian motivasi
sangat berpengaruh terhadap hasil belajar seseorang. Apabila seseorang tidak
mempunyai motivasi untuk belajar, maka orang tersebut tidak akan mencapai hasil
belajar yang optimal. Untuk dapat belajar dengan baik di perlukan proses dan
motivasi yang baik, memberikan motivasi kepada pembelajar, berarti menggerakkan
seseorang agar ia mau atau ingin melakukan sesuatu.
B.Aspek Motivasi
Tiga aspek motivasi menurut Walgito, yaitu:
1. Keadaan yang mendorong dan kesiapan bergerak dalam
diri organisme
yang timbul karena kebutuhan jasmani, keadaan lingkungan, keadaan mental
(berpikiri dan ingatan).
2. Perilaku yang timbul dan terarah karena keadaan
tersebut.
3. Sasaran atau tujuan yang dikejar oleh perilaku
tersebut.
- Devinisi belajar
Menurut Vernon S.
Gerlach & Donal P. Ely dalam bukunya teaching & Media-A systematic
Approach (1971) dalam Arsyad (2011: 3) mengemukakan bahwa “belajar adalah
perubahan perilaku, sedangkan perilaku itu adalah tindakan yang dapat diamati.
Dengan kata lain perilaku adalah suatu tindakan yang dapat diamati atau hasil
yang diakibatkan oleh tindakan atau beberapa tindakan yang dapat diamati”.
Sedangkan Menurut Gagne
dalam Whandi (2007) belajar di definisikan sebagai “suatu proses dimana suatu
organisme berubah perilakunya akibat suatu pengalaman”. Slameto (2003: 5)
menyatakan belajar adalah “suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya”.
Dengan demikian dapat
disimpulkan Belajar adalah perubahan tingkah laku pada individu-individu yang
belajar. Perubahan itu tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu
pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian,
harga diri, minat, watak, penyesuaian diri. Jadi, dapat dikatakan bahwa belajar
itu sebagai rangkaian kegiatan jiwa raga yang menuju perkembangan pribadi
manusia seutuhnya.
BAB III
HUBUNGAN ANTARA INTELEGENSI
DENGAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA
Belajar merupakan kegiatan berproses dan merupakan unsur
yang sangat fundamental dalam setiap jenjang pendidikan. Dan prestasi menjadi
symbol atau ukuran bagi mahasiswa. Ada beberapa factor yang dapat mempengaruhi
mahasiswa yaitu: Faktor fisik menyangkut kondisi tempat belajar, sarana,
perlengkapan belajar, materi pelajaran dan kondisi lingkungan belajar. selain
itu adalah factor social yaitu tingkatan kecerdasan intelegensi (IQ).
menurut
Ekowati (2006) yang
menyatakan bahwa terdapat kontribusi positif antara intelegensi (kecerdasan)
terhadap hasil belajar mahasiswa. semakin besar peluangnya untuk meraih sukses,
dan sebaliknya semakin rendah kemampuan intelegensi seorang siswa maka semakin
kecil peluangnya untuk memperoleh sukses.dengan demikian intelegensi sangat
berpengaruh terhadap motivasi belajar.
Hubungan
antara motivasi dengan belajar, sangat erat dan tidak mungkin terpisahkan
karena Untuk dapat belajar dengan baik di perlukan
proses dan motivasi yang baik, memberikan motivasi kepada diri sendiri, berarti
menggerakkan diri mau atau ingin melakukan sesuatu.
Sehubungan
dengan hal tersebut, Sardiman A.M. mengemukakan tiga fungsi motivasi sebagai
berikut :
- Mendorong manusia untuk berbuat
- Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.
- Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbutan apa yang
Oleh karena itu jelas bahwa
faktor intelegensi merupakan suatu hal yang tidak diabaikan dalam kegiatan
belajar mahasiswa. untuk memperoleh prestasi, motivasi belajar
berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi akademik mahasiswa yang menjadikan mahasiswa tersebut menjadi
aktif dalam perkuliahanm nebgerjakan tugaas serta tidak bolos kuliah.
IV
PENUTUP
- Kesimpulan
intelegensi adalah kemampuan adaptasi dan
menggunakan pengetahuan yang di miliki dalam menghadapi berbagai masalah dalam
hidup seseorang.
Seseorang yang tingkat
intelegensinya (IQ) tinggi belum tentu memiliki kreativitas, bakat, dan
prestasi belajarnya tinggi pula karena setiap individu memiliki motivasi yang
berbeda. Karna motivasi terletak pada
diri sendiri maka hendaknya mahasiswa membangun motivasi belajar yang baik
dengan motivasi yang baik maka mahasiswa akan meraih apa yang telah
dicita-citakan.
- Saran
Penulis menyadari banyak terdapat
kekeliruan dalam penulisan makalah ini, maka penulis mengharapkan masukan dan
kritikan yang membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah
ini. Atas masukan kritikan dan sarannya, penulis ucapkan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, S. (2004). Pengantar psikologi Intelegensi
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Djamarah, S.B. (2002Psikologi
belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta
Jaali,
Haji. (2008). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Mulyati. 1998. Psikologi Belajar. Yogyakarta: Andi
Publisher S
Suparno,
A. Suhaenah. (2000). Membangun Kompetensi Belajar. Jakarta: Dikti Depdiknas
Wlodkowski, R.J., & Jaynes, J.H. (2004). Motivasi belajarJakarta:
Cerdas Pustaka.
Soemanto) Wasty. !!:. Psikologi Pendidikan. Jakarta :ineka
Aipta).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar